IPS seperti halnya IPA, Matematika, Bahasa Indonesia merupakan bidang studi. Dengan demikian IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garapannya itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala dan masalah sosial tadi ditelaah, dianalisis faktor-faktornya. Sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya. Memperhatikan kerangka kerja IPS seperti yang dikemukakan diatas, maka pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial dimasyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu (Ischak, dkk, 2003:1.35).
Tujuan pembelajaran IPS di SD adalah : (a) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak dimasyarakat, (b) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan dimasyarakat, (c) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian, (d) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut dan (e) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknoligi ( Ischak,dkk, 2003 :1.38).
Sejalan dengan tujuan IPS disekolah maka manfaat pengajaran IPS disekolah dasar yaitu siswa mendapat pengalaman langsung adanya timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat, kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat ( Ischak,dkk, 2003 :1.42).
Jadi, dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar di maksudkan agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.dan juga diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional tentang gejala-gejala sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik di masa lampau maupun masa kini.
B. Prestasi Belajar IPS
1. Pengertian Prestasi
Menurut djumbun (dalam Sumantri, 1998:50) prestasi adalah suatu bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan dari seseorang secara maksimal kepada seksimal kepada sekolah, keluarga serta masyarkat.
Sedangkan menurut Poerwadarminto (1976:94) dalam Sumantri (1998:52) prestasi adalah suatu hasil yang dicapai oleh seseorang secara maksimal setelah melakukan kegiatan belajar.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dilaksanakan dan dikerjakan selama kegiatan belajar, dan akan mendapatkan hasil yang baik apabila seseorang itu belajar secara maksimal.
2. Pengertian Belajar
Beberapa definisi belajar diberikan oleh para ahli psikologi pendidikan. Menurut Mustaqim dan Wahid (1991 : 61) belajar adalah suatu proses aktif yang dimaksud aktif disini bukan hanya aktivitas yang nampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berpikir, mengingat dan sebagainya. Mudzakir dan Sutrisno (1997;34) mendifinisikan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang, mencangkup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat berupa suatu kecakapan baru yang mengarah pada pencapaian tujuan. Tujuan kegiatan belajar adalah untuk mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, minat, dan penyesuaian diri. Orang yang belajar akan berubah dari sifat buruk kesifat baik, kurang pandai menjadi pandai, sikap yang tidak baik menjadi baik, dan termasuk perubahan dalam keterampilan. Minat, penyesuaian diri dan kebiasaan. Berarti dengan belajar orang akan mendapatkan ilmu dan pengalaman kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian pula dengan belajar IPS. Belajar IPS tidak hanya mengetahui tetapi bagaimana mendapatkan ilmu pengetahuan dan dapat mengkaitkan dengan lingkungan kemudian dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Depdiknas (2002:3) (dalam Khoiryah,2004:10) anak belajar itu dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu.
Jadi dalam pembelajaran siswa banyak terlibat didalamnya karena siswa adalah orang yang belajar sebagai siswa berkewajiban menjalankan tugas belajarnya, sehingga akan mendapatkan pengalaman yang sangat berarti dan tidak hanya mendapatkan informasi yang datangnya dari guru saja tetapi ia dapat mengkonstruk sendiri ilmu yang dipelajarinya, kemudian siswa dapat belajar secara optimal dan menggunakan strategi dalam belajar. Dengan mendapatkan pengalaman yang berharga siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang baik.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Selain itu prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari mutu pendidikan. Prestasi belajar yang dicapai siswa itu dapat tinggi atau rendah. Hal ini tergantung pada proses belajar dalam diri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam diri maupun yang dari luar dirinya. Seseorang dikatakan memiliki prestasi belajar mengajar yang baik bila ada perubahan tingkah laku yang positif akibat proses belajar mengajar. Dengan demikian prestasi belajar dapat diukur meliputi tiga hal yaitu penguasaan materi, keterampilan dan sikap yang diperoleh akibat proses belajar mengajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989:700).
Menurut Depdiknas (2003b:1) dalam Khoiryah (2004:23) penyempurnaan kurikulum merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Indikator keberhasilan pembaharuan kurikulum ditunjukkan dengan adanya pola kegiatan belajar mengajar dari kegiatan berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, ketepatan memilih media pendidikan serta ketepatan cara penilaian yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan KBK diketahui bahwa pelaksanaan penilaian yang dilakukan di kelas belum mampu memperlihatkan tuntutan hasil belajar siswa karena pada KBK kebanyakan yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah dengan tes tertulis. Adapun untuk KTSP penilaian yang dilaksanakan di kelas tidak hanya dengan tes tertulis saja tetapi juga mengukur aspek psikomotor dan aspek afektif.
Siswa belajar itu tidak hanya mengadakan perubahan dalam dirinya dalam bentuk kognitif saja tetapi juga mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, minat, dan penyesuaian diri.
4. Prestasi Belajar IPS
Yang dimaksud prestasi belajar IPS adalah hasil maksimal yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran IPS baik yang bersifat kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.
C. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama dalam mengajarkan tugas. Belajar belum selesai jika ada anggota kelompok yang belum menguasai bahan pembelajaran. Model pembelajaran ini sesuai dengan prinsip-prinsip CTL (contekstual teaching and learning ), yaitu tentang learning community (masyarakat belajar) (Yenny&Rohim,2005:3).
Menurut Johnson and Johnson (dalam Nur dan Wikandi, 2000:40). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu hubungan timbal balik dalam satu kelompok siswa yang membutuhkan satu ketergantungan positif, tanggung jawab individu, kecakapan interpersonal, proses dan interaksi tatap muka secara langsung.
Dalam model pembelajaran kooperatif dikenal empat model pembelajaran, yaitu : (a) STAD, (b) Jigsaw, (c) Investigasi kelompok,(d) Pendekatan structural (Handoyo, 2004:71).
Model pembelajaran kooperatif STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins. Model pembelajaran itu merupakan wujud pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (Handoyo, 2004 :710).
Penyajian materi dalam STAD disampaikan dengan ceramah atau tertulis siswa dalm suatu kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok, setiap kelompok bekerja dengan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran lain. Untuk memahami mater pelajaran anggota kelompok saling membantu satu sama lain melalui tutorial dan atau melakukan diskusi. Kemudian secara individual siswa diberi kuis berupa soal.
Referensi
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kurikulum KTSP Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS SD & MI. Jakarta : Depdiknas.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka.
Handoyo, Budi (2004). Pendidikan IPS SD. Malang. Geo Spektrum Press.
Ischak, dkk. (2003). Pendidikan IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Khoiryah, N. (2004). Penggunaan portofolio Dalam Belajar Mandiri untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar konsep ciri-ciri makhluk hidup siswa kelas I C SMPN 2 Beji Pasuruan. Malang : Skripsi tidak diterbitkan.
Muhammad, M. Saleh & Munajat, Ade. (2008). IPS untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : CV Pratama Mitra Aksara.
Nur, M. & Wikandari. P.P. (2000). Pengajaran berpusat kepada siswa dan Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran. Surabaya : Pusat Studi Matematika & IPA Sekolah UNESA
Wardani, I.G.A.K, dkk. (2007). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin. S. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Yenny, M & Rohim, Fatur. (2005). Pendekatan Strategi dan model-model Pembelajaran. Bojonegoro : Dinas Pendidikan.
0 komentar: