Menjadi guru kelas VI itu beda dengan guru kelas I, kalau guru kelas I tuntutan utamanya adalah siswanya bisa membaca dan menulis dan tantangannya adalah tetap konsentrasi mengajar ketika ada siswa rewel dan ketika mengajar ditunggui wali murid. Sedangkan guru kelas VI tuntutan utamanya adalah siswa mendapat nilai baik pada Ujian Sekolah (Mapel B. Indonesia, Matematika, dan IPA).Meskipun selain 3 mata pelajaran itu ada mata pelajaran lain yang diujikan dalam Ujian Sekolah, tapi, yang seakan-akan menjadi tolok ukur keberhasilan guru kelas VI bahkan tolok ukur keberhasilan sekolah adalah 3 mapel tersebut.
Siswa tiap taun beda, kadang ada satu angkatan yang siswanya rata-rata pandai, nilainya rata-ratanya baik. Kalau menemui kelas seperti ini tuntutan guru kelas VI untuk mendapat nilai baik dalam Ujian Sekolah tidak terlalu berat. Sekali guru menjelaskan materi, siswa langsung mengerti. Ada satu atau dua anak yang agak lambat belajar, wajar. Tidak mungkin satu kelas pandai semua karena tidak ada seleksi kepandaian ketika masuk kelas I dulu. Tapi, kalau menemui kelas yang seperti ini tantangannya kurang.
Bila menemui kelas yang siswanya rata-rata belajarnya lambat, nilai rata-ratanya kurang baik, akan menjadi tantangan tersendiri bagi guru kelas VI. Materi pelajaran di kelas VI yang seharusnya hanya mengulang materi-materi kelas sebelumnya, menjadi sulit diterima oleh siswa yang seperti ini. Guru harus mengulang materi kelas sebelumnya, seperti mengajari perkalian bahkan ada juga yang harus mengajari mengerjakan operasi pengurangan yang seharusnya mudah untuk kelas VI, akan menghabiskan banyak waktu.
Tantangan sebagai guru kelas VI terasa lebih menantang bila siswa yang baru naik kelas VI tidak bisa perkalian, tidak bisa operasi pengurangan yang pakai sistem pinjam, bisa baca tapi belum paham yang dibaca, bahkan lebih seru lagi bila ada siswa kelas VI yang belum bisa menulis kecuali nama pendeknya. Kelas VI yang model seperti ini bisa dipakai untuk melatih kesabaran.
Untuk mencapai target utama sebagai guru kelas VI, yaitu nilai siswa pada Ujian Sekolah tinggi, ada beberapa syarat yang harus dimiliki siswa, antara lain.
1. Lancar membaca dan paham yang dibaca
Syarat utama yang harus dimiliki siswa kelas VI agar memperoleh nilai tinggi pelajaran Bahasa Indonesia adalah lancar membaca dan paham yang dibaca karena soal mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah soal yang kebanyakan isinya tentang memahami bacaan. Banyak soal-soal dengan teks bacaan yang panjang.
2. Hafal perkalian.
Hafal perkalian adalah salah satu syarat penting memperoleh nilai tinggi ujian sekolah mata pelajaran matematika karena banyak soal yang harus diselesaikan dengan perkalian. Kalau siswa hafal perkalian, mereka akan cepat menghitung dan menyelesaikan soal, mudah memahami operasi pembagian, apalagi penjumlahan dan pengurangan.
3. Hafal materi IPA
Soal-soal IPA adalah soal yang jawabannya menuntut hafalan siswa. Kalau dari kelas IV dan V siswa sudah biasa menghafal materi, kelas VI mudah mengerjakan soal Ujian Sekolah. Siswa tinggal mengulang menghafal materi yang sudah pernah dihafalkan di kelas sebelumnya.
Bila siswa kelas VI sudah memiliki syarat-syarat di atas, tercapainya nilai yang tinggi dalam Ujian Sekolah menjadi sesuatu yang mudah.
